Selasa, 10 Mei 2011

Suara anak desa

Matahari pagi telah menyibak gelapnya subuh,kuterbawa hangatnya bias
mentari pagi menuju sepetak tanah sawah gumi paer yang mengeluarkan
bijian dan sayur segar buat anak anak gumi paer, langkahku di belai
embun pagi yang membuat tapak kakiku merasakan dinginnya belaian
rerumputan,senyum penuh ramah sang petani menegurku akrap,suasana pagi
terasa indah,sesampaiku di petak sawah di sambut rona warna buah cili
yang mengantarku memetik segarnya,dengan penuh tekun dan hati hati
kupetik cili merah mengharap supaya dapat mengisi dapur anak anak gumi
paer,dgn niat tulus kupersembahkan hasil titik peluhku kepada anak
anak gumi paer,jauh di sudut hatiku bertanya adakah pernah mereka
menghargai setiap buah cili
yang di petik sang petani sepertiku.....? Keluhanku menyadarkan setiap
harapanku kepada mereka yg menikmati setiap tumbuhan yang tumbuh di
atas gumi paerku,jauh pikiranku terbang kepada mereka yang
pintar,ooooh betapa beruntungnya gumi paer yang memiliki sdm berilmu
tinggi karna mereka bisa memberi sesuatu yang lebih dari apa yang
kuberikan,karna kepintaran mereka gumi paerku menjadi maju.......!
Yang penguasa dgn kuasanya telah memberi kuasa kepada pengusaha
membeli batujuga harta gumi paer karang dan juga harta gumi paer berupa pohon bagek dll,,yang pandai bhs telah menunjukkan
wisatawan tempat terindah di gumi paerku,,sehingga para wisatawan
telah membeli tepian antai gumi paer,,etulkah apa yang telah orang
pandai lakukan....?? Sudah pasti betul karena mereka lebih pandai dari
aku yang hanya tahu ngeder di sawah.
Sang ngeno
sang bleq
sang naoq
nenek kaji saq kuase

Tiada ulasan:

Catat Ulasan