Siapa yang tidak bangga dengan tanah tumpah darahnya...? Sudah pasti
kita semua memiliki sifat cinta kasih pada bumi pertiwi. Sebagai anak
NTB saya merasa mempunyai sikap dan sifat ini, karna itulah dalam
hidup saya mempunyai suatu tekad dan azam untuk memberikan apa yang
saya miliki untuk NTB, dan sebagai pemberian saya sekarang ini selain
bekerja jadi tki mungkin tulisan ini juga akan bisa menjadi sumbangsih
saya pada NTB. Bertani dan berkebun inilah salah satu bidang yang aku
ada,saya sempat bertanya dalam hati kecil ini sambil mengenang sejarah
perang dunia kedua, alasan para penjajah dulu adalah mencari rempah
dan makanan, karna lahan kita yamg subur menjadikan mereka datang
sampai ke NTB juga.
Dari sejarah itu merangkak benak saya yang sekarang seperti berjuang
menjajah perkebunan dan ladang malaysia untuk sebuah kata mencukupi
keperluan hidup dan pendidikan. Kenapa harus ke malaysia.. Lihatlah
pertanian dan perkebunan kita yang sepertinya belum di terokai seperti
halnya di malaysia. Pekebun pisang saja bisa mendatangkan penghasilan
yang lumayan bahkan memberi peluang pekerjaan pada tki. Kenapa mereka
boleh sementara kita juga bisa. Pisang di malaysia telah di terokai
bukan saja di kebunnya tapi telah menjalar sampai ke product export ke
luar negeri. Pisang telah mampu mencipta pengusaha krepek pisang,kek
pisang,minuman jus pisang, dari pengalaman saya ini mungkin NTB bisa
mengelola hasil pertanian dan perkebunan bukan langsung menjual hasil
pertanian itu begitu saja, seperti kita ada rumput laut kenapa kita
tidak proses sendiri menjadi produk berkualitas, kita ada batu apung
kenapa kita tidak mau mengolahnya sendiri menjadi kramik yang bisa
memperluas lapangan pekerjaan dan pendapatan daerah kita. Ringkasnya
kita hanya masih hanya mampu menjual dan menjual apa yang ada bukan
mencoba menganekaragamkan satu sumber daya alam menjadi sepuluh usaha.
Seperti juga pariwisata kita yang telah memberikan keaneka ragaman
bentuk pariwisata, ada yang berkunjung ke NTB karna keindahan
pantai,ada juga karna budaya,juga tidak mustahil kalau kita jadikan
pertanian yang bisa mendatangkan pengunjung seperti di sembalum.
Mungkin sudah saatnya para generasi NTB bisa mengelola apa yang ada
bukan hanya MENJUAL sumber alam kita begitu saja


Tiada ulasan:
Catat Ulasan